KAWAN! jujur iman manusia memang naik turun, saya pun pernah mengalaminya.
Saudaraku,
Kita
diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah dapat
berupa shalat, mengaji, membantu orang lain yang sedang kesusahan,
zakat, shadaqah, dan lain-lain. Tapi kadang iman kita naik kadang juga
turun. Baik itu terjadi karena kita malas atau ada gangguan lainnya.
Padahal jika kita ingat mati, pasti iman kita akan selalu naik.

Ingatlah
ketika tangan-tangan para kekasih mengusung kita dan menurunkan tubuh
kita ke dalam lubang kubur dengan air mata kesedihan.
Saudaraku,
Tahukah keadaan kita?
Seluruh tali
pengikat kafan dibuka, lalu kafan yang menutup wajah dibuka, lalu tubuh
ditaruh dalam posisi miring menghadap ke kanan yaitu kiblat, lalu
punggung kita diganjal batu bata agar tubuh tidak terlentang lagi, yaitu
tetap miring menghadap kiblat, dan wajah kita yang sudah disingkap
kafannya diciumkan ke dinding kubur, agar terus wajah kita mencium tanah
dinding kubur yang lembab itu.
Lalu
kayu-kayu papan ditaruhkan di atas tubuh kita bersandarkan dinding
kubur, menutup seluruh tubuh kita agar tanah tidak langsung menimpa
tubuh.
Terakhir tanah mulai ditumpahkan di atas tubuh kita, setelah itu kita sendiri di sana.
Dalam kesempitan dan kegelapan, panas, sendiri.
Saudaraku,
Tak bisa
curhat; Tak bisa berhubungan dengan siapapun; Tak bisa bergerak
kemana-mana; Tak ada pemandangan; Tak ada warna, yang ada hanya
kegelapan dan kegelapan; Menunggu dan menunggu; Ribuan tahun, sendiri;
Yang ditunggu adalah sidang akbar pertanggungan jawab.
Saudaraku,
Ribuan tahun sendiri dalam harap-harap cemas diselingi putus asa dan penyesalan.
Itulah yang terus menghantui kita kelak di alam kubur.
Ketika
mengingat ini maka leburlah segala kekerasan hati. Ia pun mencair, dan
jiwa terpanggil untuk sujud sambil menangis, mengadu pada Allah.
Jika ingat akan hal itu karena hanya Dialah yang melihat keadaan kita saat itu.
Hanya Dialah yang ada saat itu.
Saudaraku,
Untuk inilah
kita shalat dan beribadah lainnya. Agar Allah tak melupakan kita saat
itu dan mengasihani kita yang telah terbujur kaku di dalam tanah lembab
ribuan tahun, ditemani dosa dan pahala kita.
Masih adakah keinginan untuk meninggalkannya ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar